Setiap Orang Membutuhkan Orang Lain Untuk Mendapatkan Insight Yang Baru

Saat kita sedang merasa jenuh, merasa sedih, merasa lelah akan aktivitas kita atau kegiatan kita dan pekerjaan kita. Kadang kita sudah mengumpulkan segala uneg-uneg di satu bagian di kepala kita. Dimana kita simpan dengan rapi, agar itu tidak meledak sewaktu-waktu. Dan itu membuat kita, harus menahan diri, untuk hal tersebut. Sudah ada banyak hal yang ada dipikiran kita dan di mulut kita yang sudah siap kita keluarkan. Tapi kita menunggu momen yang pas. Kita mencari waktu yang tepat.

Setiap Orang Membutuhkan Orang Lain Untuk Mendapatkan Insight Yang Baru

Dan saat kita keluarkan segala bentuk perasaan tersebut, itu membuat kita sangat lega. Merasa akhirnya kita bisa keluarkan kita bisa katakan semua beban pikiran kita. Dan untuk itu, kita akan membutuhkan seseorang untuk kita bisa keluarkan semua perasaan kita. Seseorang yang bisa menempatkan diri mereka untuk bisa menjadi pendengar yang baik. Hanya sekedar mendengarkan dengan saksama. Tidak perlu memberikan komentar, tidak perlu memberikan nasihat, atau saran. Hanya sekedar mendengarkan. Itu sudah sangat cukup. Dan orang membutuhkan itu. Orang membutuhkan orang yang seperti itu. Yang bisa diam menjadi pendengar yang baik, dan tidak menjudge dirinya. 

Setiap orang membutuhkan orang seperti ini. Itu kenapa manusia adalah makhluk sosial. Manusia adalah orang yang butuh beradaptasi dan bersosialisasi. Membutuhkan satu sama lain. Ya untuk itu. Jadi kita harus bisa saling mengisi kekurangan satu sama lain. Mengisi apa yang kurang, melengkapi. Dan itulah indahnya bersosialisasi. Jadi tidak ada orang yang bisa hidup sendiri. Setiap orang membutuhkan orang lain untuk bisa mendapatkan pandangan baru, untuk tempat bertukar pikiran. Agar seseorang bisa mendapatkan insight baru sehingga dia bisa menyelesaikan masalah-masalahnya. 

Karena kadang kala walaupun kita merasakan bahwa cara kita, pikiran kita sudah paling benar, sebenarnya ada cara lain yang lebih efektif dan lebih cepat mengatasi masalah kita. Hanya saja kita terlalu terpaku pada pikiran kita. Kita terlalu terpaku pada cara berpikir kita. Sehingga tidak melihat ada cara-cara lainnya. Ada berbagai cara bisa ditempuh untuk menyelesaikannya.